Alat komunikasi dengan sms, jika berada di tangan seorang pelajar
serta penggunaannya tanpa pantauan dari orang tua, lambat laun sangat
membahayakan. Dalam hal ini yang kita garis bawahi adalah bahaya SMS
bagi seorang pelajar. SMS yang merupakan singkatan dari Short Message
Service bisa menjadi singkat-an dari Siswa Malas “Sinau”. Mengapa
demikian ? Karena tujuan utama SMS sebagai alat komunikasi tertulis yang
sangat cepat, mudah, murah dan hemat digunakan secara berlebihan
terutama oleh pelajar yang sangat menggemari cara komunikasi melalui
SMS.
Sepintas SMS hanya merupakan alat berkomunikasi antar teman, serta bukan sesuatu bahan atau tingkah laku yang membahayakan, seperti penggunaan narkoba ataupun pergaulan bebas. Karena SMS hanya mengetik apa yang akan mereka tulis dan “send”. Kemudian tidak ada dampak yang terjadi pada si pengirim maupun penerima.
Dampak Negatif
Sejauh ini orang tua atau pihak terkait belum menyadari atau belum memperhatikan anak-anaknya saat mereka memegang handphone dan waktu menggunakannya. Kalau kita mau melihat, memperhatikan serta mengamati anak-anak kita menggunakan handphone, niscaya kita akan tahu bahwa handphone di tangan anak-anak kita yang nota bene adalah pelajar digunakan tanpa mengenal batas waktu sejak bangun tidur sampai saatnya akan tidur kembali. Mereka memegang handphone dan ibu jari tanpa henti menari di atas tut handphone.
Pertama yang kita amati adalah nada panggil handphone, jika anak-anak kita melakukan kegiatan secara positif dan bertanggung jawab pasti nada panggil yang merupakan nada dering tidak dimatikan atau diaktifkan. Tetapi sebaliknya, jika anak-anak kita sembunyi-sembunyi atau melakukan kegiatan yang tidak berkenan di depan orang tua, lebih–lebih pada saat jam belajar, maka nada panggil akan dimatikan atau tidak diaktifkan dan hanya getar atau silent yang diaktifkan sebagai nada panggil.
Kedua, karena anak-anak kita melakukan kegiatan SMS secara berkelanjutan, maka akibatnya pun berkelanjutan pula. Dampak nyata adalah si anak malas melakukan aktivitas segalanya, dari mandi, makan sampai belajar serta tidur. Dengan anak malas melakukan aktivitas positif serta malas melakukan aktivitas belajar, maka prestasinya jelas akan merosot dan tidak bisa meraih hasil yang ditargetkan atau dicita-citakan.
Upaya Penanggulangan
Memang tidaklah mudah untuk mencegah serta menanggulangi terjadinya ledakan bahaya laten akibat kegiatan SMS yang dilakukan pelajar tanpa henti tersebut. Tetapi setidak-tidaknya, kita dapat mengurangi atau meredam bahaya dan akibat yang timbul dari penggunaan SMS yang dilakukan dengan tidak semestinya. Penanggulang-an yang bersifat preventif dapat melalui keluarga, masyarakat sekolah maupun melalui pihak-pihak yang terkait, semua demi masa depan serta kemajuan generasi muda kita.
Melalui keluarga, orang tua setidak-tidaknya mau memulai mengerti dan memperhatikan aktivitas penggunaan handphone anak-anaknya. Lebih-lebih anak-anak kita yang pada bulan-bulan ini mempersiapkan diri untuk menempuh ujian nasional, sehingga kegiatannya dapat terkondisi dengan seimbang antara belajar, refreshing serta menggunakan handphone maupun beraktivitas komunikasi.
Sepintas SMS hanya merupakan alat berkomunikasi antar teman, serta bukan sesuatu bahan atau tingkah laku yang membahayakan, seperti penggunaan narkoba ataupun pergaulan bebas. Karena SMS hanya mengetik apa yang akan mereka tulis dan “send”. Kemudian tidak ada dampak yang terjadi pada si pengirim maupun penerima.
Dampak Negatif
Sejauh ini orang tua atau pihak terkait belum menyadari atau belum memperhatikan anak-anaknya saat mereka memegang handphone dan waktu menggunakannya. Kalau kita mau melihat, memperhatikan serta mengamati anak-anak kita menggunakan handphone, niscaya kita akan tahu bahwa handphone di tangan anak-anak kita yang nota bene adalah pelajar digunakan tanpa mengenal batas waktu sejak bangun tidur sampai saatnya akan tidur kembali. Mereka memegang handphone dan ibu jari tanpa henti menari di atas tut handphone.
Pertama yang kita amati adalah nada panggil handphone, jika anak-anak kita melakukan kegiatan secara positif dan bertanggung jawab pasti nada panggil yang merupakan nada dering tidak dimatikan atau diaktifkan. Tetapi sebaliknya, jika anak-anak kita sembunyi-sembunyi atau melakukan kegiatan yang tidak berkenan di depan orang tua, lebih–lebih pada saat jam belajar, maka nada panggil akan dimatikan atau tidak diaktifkan dan hanya getar atau silent yang diaktifkan sebagai nada panggil.
Kedua, karena anak-anak kita melakukan kegiatan SMS secara berkelanjutan, maka akibatnya pun berkelanjutan pula. Dampak nyata adalah si anak malas melakukan aktivitas segalanya, dari mandi, makan sampai belajar serta tidur. Dengan anak malas melakukan aktivitas positif serta malas melakukan aktivitas belajar, maka prestasinya jelas akan merosot dan tidak bisa meraih hasil yang ditargetkan atau dicita-citakan.
Upaya Penanggulangan
Memang tidaklah mudah untuk mencegah serta menanggulangi terjadinya ledakan bahaya laten akibat kegiatan SMS yang dilakukan pelajar tanpa henti tersebut. Tetapi setidak-tidaknya, kita dapat mengurangi atau meredam bahaya dan akibat yang timbul dari penggunaan SMS yang dilakukan dengan tidak semestinya. Penanggulang-an yang bersifat preventif dapat melalui keluarga, masyarakat sekolah maupun melalui pihak-pihak yang terkait, semua demi masa depan serta kemajuan generasi muda kita.
Melalui keluarga, orang tua setidak-tidaknya mau memulai mengerti dan memperhatikan aktivitas penggunaan handphone anak-anaknya. Lebih-lebih anak-anak kita yang pada bulan-bulan ini mempersiapkan diri untuk menempuh ujian nasional, sehingga kegiatannya dapat terkondisi dengan seimbang antara belajar, refreshing serta menggunakan handphone maupun beraktivitas komunikasi.
0 komentar:
Posting Komentar
lakukan yang terbaik