Kehidupan Masa Demokrasi Liberal
dan Demokrasi Terpimpin
Masa Demokrasi Liberal ( 17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
A. Bidang Politik
Indonesia mencoba untuk menerapkan sistem politik Demokrasi Liberal ala
barat yang bentuk konkritnya terdapat kabinet-kabinet al:
- Kabinet Natsir ( 6 September 1950-21 Maret 1951)
- Kabinet Sukiman ( 27 April 1951-3 April 1952)
- Kabinet Wilopo ( 3 April 1952-3 Juni 1953)
- Kabinet Ali – Wongso ( PNI-PIR) ( 31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
- Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)
- Kabinet Ali Satroamidjojo II ( 20 Maret- 4 Maret 1957)
- Kabinet Djuanda / Kabinet Karya (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
Akibat sistem Liberal
Terjadinya ketidakstabilan politik yang ditandai oleh hal-hal sebagai
berikut :
q
Kabinet sering
berganti
q
Separatisme daerah
terus bergolak
q
Adanya politik
dagang sapi
q
Partai-partai
mementingkan dirinya sendiri
q Kondisi perekonomian nasional semakin
buruk
B. Bidang Ekonomi
Menerapkan sistem ekonomi Liberal ( sistem ekonomi ala Barat).
Hal-hal yang membuat pembangunan ekonomi tersendat-sendat saat itu :
v
Situasi keamanan dalam negeri yang tidak
menguntungkan akibat terjadinya berbagai pemberontakan
v
Adanya instabilitas politik karena sering bergantinya kabinet
v
Hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama
hasil bumi (pertanian dan perkebunan)
v
Belum memiliki pengalaman untuk menata
ekonomi ekonomi karena masih baru negaranya dan tidak memiliki tenaga ahli dan
dana yang besar
Usaha-usaha yang diambil untuk memperbaiki kondisi ekonomi :
a.
Mengeluarkan kebijakan Gunting Syafruddin ( 20 Maret 1950),
yaitu kebijakan untuk memotong semua
uang kertas yang bernilai Rp 2,50 ke atas menjadi dua sehingga nilainya tinggal
setengah.
Hasil : Berhasil dikumpulkan uang sebesar Rp 1,6 milyar
b.
Mengubah nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat guna merangsang ekspor, yaitu dengan ketentuan :
·
Untuk kepentingan ekspor, nilai rupiah
ditukar menjadi Rp 7,60 dari Rp
3,80 untuk setiap dollarnya
·
Untuk kepentingan impor, nilai rupiah ditukar
menjadi Rp 11,40 untuk setiap
dollarnya
c.
Menggalakkan perdagangan dengan cara memberikan kredit terhadap
pengusaha-pengusaha Indonesia selama tiga tahun (1950-1953).
Hasil : mengalami kegagalan karena pengusaha pribumi
kalah bersaing dari pengusaha asing
Solusi : Pada masa Kabinet Ali I dikeluarkan Sistem Ali-Baba, yakni kerjasama
antara pengusaha Pribumi (Ali) dan nonpribumi (Baba)
Hasil : Mengalami
kegagalan karena pengusaha nonpribumi lebih berpengalaman dan pengusaha pribumi
hanya dijadikan alat untuk mendapatkan kredit
d.
Membentuk badan perencanaan ekonomi
(Planning Board) pada masa
Kabinet Ali II yang diketuai Ir.
Djuanda.
Tugas :
merencanakan pembangunan jangka panjang
Hasil : berhasil merencanakan
Pembangunan Lima Tahun (1956-1961). Namun akibat situasi politik dan keamanan nasional tidak kondusif,
rencana pembangunan menjadi tertunda
0 komentar:
Posting Komentar
lakukan yang terbaik