Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Rabu, 02 Januari 2013

Kisah Duka Dibalik Perayaan Tahun Baru 2013 di Monas



(Foto: Dede Kurniawan/Okezone)
(Foto: Dede Kurniawan/Okezone)
JAKARTA - Perayaan akhir tahun kali ini seperti menjadi petaka bagi ribuan pedagang yang berusaha mengais rezeki di Taman Monumen Nasional (Monas), Selasa (1/1/2013) dini hari. Akibat gerimis yang mengguyur selama hampir lima jam, ribuan para pedagang itu tidak menampilkan air muka yang berseri-seri.

Sebagai contoh, Jefri, pemuda asal Cirebon yang berjualan jajanan tahu gejrot. Meski sudah mulai berjualan sejak menjelang Magrib di sana, namun, tahu yang dia jajakan masih banyak yang tersisa. Padahal Jefri sudah berkali-kali keliling hingga bunyi petasan dan kembang api silih berganti mewarnai langit Monas sebagai tanda tahun baru telah tiba.

Berjalan terseok-seok memanggul dua bakul, mata Jefri menatap nanar tumpukan tahu yang masih tertata rapih di depannya. "Masih banyak yang sisa. Belum sampai terjual setengahnya," kata Jefri dengan wajah memelas.

Memang, menjelang pergantian akhir tahun, gerimis tidak henti-hentinya mengguyur dari langit area Monas. Mulai turun rintik-rintik dari pukul 19.00 Wib, gerimis baru benar-benar reda setelah 15 menit ketika jarum jam menunjuk pukul 00.00 Wib.

Meski demikian, keinginan warga DKI Jakarta untuk merayakan tahun baru di Monas seperti tidak surut. Puluhan ribu warga sudah mulai menyemut di Monas ketika hari menjelang malam. Bahkan, rintikan gerimis yang intens mengguyur berjam-jam itu mereka acuhkan demi keinginan untuk menikmati bunyi petasan dan kembang api yang ternyata hanya dinikmati paling lama hingga setengah jam.

Tubuh-tubuh mereka kuyup, meski sebagian warga berusaha berlindung di bawah tikar yang semula hendak dijadikan sebagai alas duduk. Ribuan di antara mereka bahkan banyak yang duduk manis seperti merasa tidak kehujanan demi mengikuti zikir akbar yang digelar Majelis Rasulullah SAW.

Sebenarnya, banyak acara yang digelar di Monas menjelang perayaan tahun baru. Selain zikir akbar, warga juga disuguhi bermacam pertunjukan seperti olah ilmu kanuragan dari Manado. Salah satu penghibur mencoba memamerkan tubuhnya yang kebal dari sabetan pedang.

Di sisi lain, pertunjukan kuda lumping juga sempat disuguhkan di sana. Namun, pertunjukan itu akhirnya dihentikan, padahal waktu masih menunjukan pukul 21.11 WIB. "Kasihan sama keluarga kehujanan," kata Jumadi, pengampu Sanggar Langgeng Budaya, sembari merapikan perkakas yang dia bawa.

Demi memamerkan kemahirannya, Jumadi sebenarnya memboyong 15 orang yang masih menjadi familinya untuk bermain kuda lumping. "Kuda lumping ini warisan keluarga," kata Jumadi pelan.

Entah berapa rupiah yang berhasil Jumadi bawa dari hasil menawarkan jasa menghiburnya. Pria asal Jawa Timur itu menolak mengungkapkan. "Yang Jelas lebih bagusan sekarang meski hujan. Kalau dulu tidak ada yang nonton," terang Jumadi.

Namun, wajah ceria Jumadi dan sikap pantang menyerahnya ribuan warga yang mengunjungi Monas itu seperti berbanding terbalik dengan para pedagang di sana. Ribuan pedagang yang berjualan dari jajanan hingga souvenir tahun baru seperti gigit jari meratapi nasib mereka.

Ketika ribuan warga selesai berpesta dan berlahan-lahan meninggalkan Monas, sayup-sayup terdengar suara pedagang pakaian yang menawarkan dagangannya ke pejalan kali. "Ayo, 15 ribu dapat dua, l5 ribu dapat dua," kata dia sembari memegang celana pendek yang dijajakannya.

Suara pelan itu seperti mewakili wajah-wajah para pedagang yang bermuka muram!

Awal Tahun Baru 2013: Milyaran Rupiah Dibuang Sia-Sia

Awal Tahun Baru 2013: Milyaran Rupiah Dibuang Sia-Sia

13569809721949655560
(Koleksi Pribadi)
Acara menyambut Tahun Baru 2013 yang diusung oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang bertema “Jakarta Night Festival” berjalan dengan sangat meriah. Puluhan ribu pengunjung yang memadati seluruh Jalan Sudirman, Jalan M.H. Thamrin, dan sekitar Lapangan Monas tumpah ruah bak lautan manusia. Panggung hiburan yang berjumlah 16 (enam belas) buah menjadi hiburan yang menambah semaraknya acara Jakarta Night Festival ini.
Lebih semarak lagi dengan pesta ratusan ribu percikan kembang api warna-warni di udara yang tiada henti mulai pukul 21.00 sampai dengan pukul 00.00 WIB. Suasana tambah meriah dengan banyaknya pedagang di sepanjang jalan menuju Bundaran Hotel Indonesia.
Tentu saja Jokowi ingin menampilkan sebuah hiburan buat rakyat demi menyambut Tahun Baru 2013 yang spektakuler. Namun apa betul pesta tersebut sukses?
Milyaran Rupiah melayang Sia-Sia
Kita bisa melihat berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa enam belas panggung beserta pengisi acaranya? Kalau kita hitung satu panggungnya membutuhkan biaya 300 juta, maka total pengeluaran untuk panggung mencapai 4,8 milyar!
Ratusan ribu kembang api yang tiada henti (dari pukul 21.00 s.d. 00.00 WIB) bisa diperkirakan mencapai 4 sampai 8 milyar.
Taman pembatas jalur di Jalan Sudirman dan Thamrin rusak total karena diinjak-injak pengunjung diperkirakan menghabiskan biaya 10 milyar (lebih ironisnya lagi pada hari Minggu, 30 Desember 2012, ada beberapa taman yang baru saja ditanam oleh Dinas Pertamanan DKI).
Mari kita renungkan bersama …….

Artikel saya

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tambah Sesuai Hati kamu