Rabu, 04 Januari 2012

GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI DAN PERALIHAN KEKUASAAN POLITIK


GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI DAN PERALIHAN KEKUASAAN POLITIK

Sebab-sebab munculnya gerakan 30 September 1965 PKI
Adanya Isu tentang adanya Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Isu ini dihembuskan PKI kepada TNI AD yang akan mengadakan kudeta pada peringatan ulang tahun ABRI 5 Oktober 1965.
Reakasi TNI AD : menolak dengan tegas isu yang dilontarkan PKI dan ganti menuduh bahwa PKI yang justru akan merebut kekuasaan. Namun munculnya pasukan di sekitar Jakarta sejak akhir bulan September semakin menambah indikasi akan adanya kudeta terhadap presiden.
Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI)
Sebelum terjadinya gerakan PKI telah mengadakan beberapa kali pertemuan rahasia yang akhirnya menetapkan bahwa Gerakan 30 September 1965 secara fisik dilakukan dengan kekuatan militer yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa (Pasukan Pengawal Presiden).
Gerakan ditujukan pada perwira-perwira AD yang dianggap sebagai perintang cita-cita PKI. Perwira AS yang diculik PKI antara lain :
·         Letnan Jenderal Ahmad Yani ( Menteri/Panglima Angkatan Darat atau Men pangad)
·         Mayor Jenderal R. Soeprapto ( Deputy II Pangad)
·         Mayor Jenderal Haryono MT ( Deputy III Pangad)
·         Mayor Jenderal Suwondo Parman ( Asisten I Pangad)
·         Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan ( Asisten IV Pangad)
·         Brigadir Jenderal Soetojo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur)
·         Letnan Satu Pi`erre Andreas Tendean ( Ajudan Jenderal AH Nasution)
Semuanya kemudian dibawa ke Lubang Buaya dengan mengalami berbagai penyiksaan kemudian dikubur dalam sumur.         
Selain menculik para Jenderal AD, PKI juga menguasai RRI, telekomunikasi, Monas dan Lapangan Halim Perdana Kusuma. Langkah lanjut setelah menguasai Jakarta, PKI mengumumkan di RRI yang dibacakan oleh Letkol Untung tentang pembentukan ”Dewan Revolusi” yang kemudian mendemisionerkan kabinet Dwikora. Isi pengumuman Letkol Untung di RRI adalah :
·         Susunan Dewan Revolusi terdiri atas 45 orang yang diketuai Letkol Untung dengan wakil ketua Brigjen Supardjo, Letkol Heru, Kol. Sunardi dan ajun komisaris polisi Anwas
·         Penghapusan pangkat jenderal, pangkat tertinggi ABRI hanya Letkol.
·         Yang memiliki pangkat diatas Letkol harus menyatakan kesetiaan kepada Dewan Revolusi
Selain korban-korban di atas, gerakan 30 September PKI juga membawa korban lain yaitu :
a.       Putri Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani Nasution, yang ikut tertembak dan meninggal pada 6 Oktober 1965
b.      Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal rumah wakil II PM J. Leimina
c.       Di Yogyakarta terdapat 2 korban yaitu :
1. Kolonel Katamso, Komandam Korem 072 Pamungkas Yogyakarta
2. Kolonel Sugiyono, Kepala Staf Korem 072 Pamungkas Yogyakarta


Upaya Penumpasan G 30 S/PKI
Operasi penumpasan Gerakan 30 September PKI mulai dilancarkan pada tanggal 1 Oktober 1965 melalui usaha-usaha antara lain :
1.      Menetralisir pasukan yang berada di sekitar Kawasan Istana yang dimanfaatkan oleh Gerakan 39 September PKI yaitu :
a.       Pasukan Batalyon 503/ Brawijaya ( berhasil disadarkan dan kembali ke Jawa Timur)
b.      Pasukan Batalyon 545/ Diponegoro ( sebagian anggota tetap bergabung dengan G 30 S PKI )
2.      Merebut tempat-tempat yang dikuasai kaum pemberontak antara lain gedung RRI, gedung telekomunikasi dan semua aset milik pemerintah di Jakarta dengan mengerahkan pasukan dari kesatuan RPKAD dibawah pimpinan  Kolonel Sarwo Edy Wibowo
3.      Merebut lapangan Udara Halim Perdana Kusuma yang disinyalir menjadi basis kekuatan kaum pemberontak yang dilakukan oleh pasukan RPKAD dengan dibantu oleh pasukan-pasukan dari :
a.       Batalyon 238 Kujang/Siliwangi
b.      Batalyon I Kavaleri
      Lapangan Halim berhasil direbut pada 2 Oktober 1965
4.      Mencari      dan  menemukan tempat penimbunan korban penculikan pada 3 Oktober 1965 atas informasi dari anggota polisi Sukitman yang ikut diculik namun berhasil melarikan diri
5.      Pada    4    Oktober 1965  jenazah korban penculikan diambil dari sumur tua di Lubang Buaya dan pada 5 Oktober 1965 dimakamkan di makam pahlawan Kalibata Jakarta
6.      Tokoh-tokoh kunci dalam pemberontakan G 30 PKI berhasil ditangkap antara lain :
a.          Kolonel A. Latief ( Komandan Penculikan) berhasil ditangkap pada 8 Oktober 1965
b.      Letkol Untung ditangkap di Tegal 11 Oktober 1965
c.          DN Aidit ditangkap di Solo 24 Oktober 1965
7.      Upaya penumpasan juga dilakukan di dawerah-daerah terutama di Jawa Tengah yang merupakan daerah basis PKI yang paling kuat ( Lihat Buku Erlangga hal :103-107)

BEBERAPA  PENDAPAT TENTANG
PERISTIWA GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965
Ada beberapa pendapat tentang peristiwa G 30 S/PKI antara lain :
1.      Brigjen (purn) Herman Sarens Sudiro ( Pembantu Utama Letjen Ahmad Yani)
Menurutnya pelaku utama G 30 S / PKI adalah PKI
Alasan : target awal PKI adalah membunh Presiden Soekarno yang hendak dilakukan saat peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1965. PKI berkeinginan agar pembunuhan itu seperti saat Presiden Mesir Anwar Sadat dibunuh saat berada di panggung kehomatan saat parade.
2.      Dr. Harold Crouch ( Pengamat Militer dari Universitas Australia )
Menurutnya bahwa peristiwa G 30 September dilatarbelakangi oleh adanya persaingan di antara para jenderal di tubuh AD, terutama antara jenderl yang mendapat kedudukan dan yang tidak mendapat kedudukan. Sehingga kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh G 30 S PKI untuk mewujudkan cita-citanya
3.      Brigadir Jenderal Suharyo Kecik
Menurutnya Suharto termasuk jenderal yang paling senior namun pendidikannya terbatas ( tidak pernah sekolah keluar seperti jenderal-jenderal yang lain) sehingga kariernya mentok. Hal ini akan dimanfaatkan oleh Biro Khusus PKI untuyk mendekati dan mempengaruhinya. Namun pendapat ini masih harus dibuktikan lebih lanjut .

4.      Gabriel Kolko ( Sejarawan Amerika Serikat)
Menurutnya pendapatnya berdasarkan dokumen rahasia Amerika Serikat menyebutkan bahwa pada awal bulan Nopember 1965, para jenderal TNI AD di Indonesia meminta bantuan senjata kepada Amerika Serikat untuk mempersenjatai kaum anti-komunis dari kalangan keagamaan dn pemuda nasionalis
5.      Kolonel Sukendro (Perwira Intel AD)
Menurutnya dalang peristiwa G 30 S PKI adalah Cina
Alasan : Sebelum munculnya peristiwa G 30 S PKI ia pernah menerima daftar nama para jenderal yang terbunuh dalam peristiwa itu, padahal Kostrad sendiri belum mengetahui secara pasti nasib para jenderal itu.

DAMPAK SOSIAL-POLITIK PERISTIWA G 30 S / PKI
A.      DAMPAK SOSIAL
Menanggapi peristiwa G 30 S PKI presiden Soekarno bersikap kurang tegas sehingga menimbulkan reaksi dari rakyat terutama kalangan amahsiswa dan pelajar yang mendapat dukungan ABRI. Sedang dalam bidang ekonomi, terjadi kondisi haega barang-barang naik dan terjadi inflasi sangat tinggi bahkan melebihi 600% setahun.
Upaya mengatasi inflasi :
·         Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru, dari Rp 1000 menjadi Rp 100 uang baru.
·            Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat sejak 1 Januari 1966 yang mengakibatkan naiknya harga-harga barang secar tidak terkendali

A.    DAMPAK POLITIK
Munculnya gelombang aksi menentang ketidak tegasan Presiden Soekarno tentang peristiwa G 30 S PKI terutama dari kalangan mahasiswa dan pelajar misalnya KAMI, KAPPI,KAPI, KAWI, KABI yang kemudian mengeluarkan tuntutan yang dikenal dengan TRITURA ( Tiga Tuntutan Rakyat ) pada 10 Januari 1966 yang berisi :
a.  Pembubaran PKI
b. Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI
c. Penurunan harga-harga (perbaikan ekonomi)
Dalam usaha menuntut TRITURA telah gugurseorang mahasiswa Arief Rahman Hakim yang tertembus peluru pengawal kepresidenan. Reaksi presiden terhadap aksi-aksi demo menentang dirinya adalah membubarkan KAMI pada 25 Februari 1966. pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden memimpin sidang kabinet yang membahas kemelut politik saat itu. Namun presiden buru-buru pergi ke Bogor karena ada informasi di sekitar istana terdapat pasukan-pasukan liar.
Tindakan Presiden ini mengundang tanggapan dari 3 perewira TNI AD yaitu :
·   Mayor Jenderal Basuki Rahmat
·   Brigadir Jenderal M. Yusuf
·   Brigadir Jenderal Amir Mahmud
Yang menyusul ke Bogor dengan membawa pesan dari Jenderal Soeharto bahwa Soeharto siap mengatasi keadaan kalau presiden memberi kepercayaan padanya. Sehingga presiden kemudian memerintahkan ketiga jenderal dan Komandan resimen Cakrabirawa BrigJen Sabur untuk membuat konsep surat perintah kepada Jenderal Soeharto yang kemudian dikenal dengan nama Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR) dalam TAP MPRS No. IX/MPRS/1966 yang intinya berisi :
Memerintahkan kepada Letnan Jenderal Soeharto atas nama presiden untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketertiban serta stabilitas jalannya pemerintahn dan jalannya revolusi serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden.
Langkah selanjutnya adalah Letjen Soeharto membubarkan PKI dan Ormas-ormasnya sebagai partai terlarang di seluruh Indonesia pada 12 Maret 1966 ditetapkan dalam TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966.

0 komentar:

Posting Komentar

lakukan yang terbaik

Artikel saya

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tambah Sesuai Hati kamu