Jumat, 06 Januari 2012

Adaptasi Di Sekolah Baru

Adaptasi Di Sekolah Baru

Garduguru21.com, Makasar – Maryani, 31 tahun, sibuk memilih perlengkapan sekolah anaknya, Shifatul Jannah. Anak pertamanya sebentar lagi akan masuk sekolah dasar. Ibu dua anak ini tak ingin kebutuhan sekolah Shifa terbengkalai. Tak terkecuali dengan persiapan mental anaknya di sekolah yang baru nanti. Tapi Maryani menganggap hal itu bukan masalah. “Dia sudah terbiasa waktu di taman kanak-kanak,” katanya.
Menurut psikolog Widyastuti, anak-anak yang pernah menjalani pendidikan di taman kanak-kanak tidak akan kesulitan memasuki lingkungan baru di sekolah tingkat selanjutnya. “Yang paling rentan itu tahap pertama, seperti masuk play group atau taman kanak-kanak,” katanya.
Menjelang hari pertama masuk sekolah, biasanya sikap anak berubah. Ada yang menyambutnya dengan keriangan, tapi ada juga rewel. Sebab, anak akan melakukan berbagai aktivitas di luar rumah dan bersosialisasi dengan orang lain tanpa didampingi ibunya. Hal itu terkadang membuat anak merasa tidak aman. “Memperkenalkan lingkungan sekolah terlebih dulu adalah kunci utamanya,” kata Widyastuti.
Orang tua, kata Widyastuti, harus ikut berperan agar si anak tidak merasa tertekan, seperti membawa anak ke sekolah, mengenalkan setiap ruangan kelas, dan mengenalkan pengajar di sekolah tersebut. Orang tua juga perlu menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan sang buah hati di sekolah nanti. Karena itu, orang tua juga perlu melakukan riset di sekolah yang akan dimasuki anaknya.
“Tapi keputusan tetap ada pada anak untuk bersekolah di situ atau tidak,” ujarnya. Jika anak merasa tidak nyaman dan memberikan respons penolakan, lebih baik tidak memaksanya dan mencari sekolah yang lain. Tapi hal ini bisa dihindari jika orang tua pandai mempromosikan sekolah tersebut. “Sehingga tidak terkesan karena ambisi orang tua, tapi karena sekolah tersebut memang bagus.”
Menurut Widyastuti, mengenalkan lingkungan sekolah merupakan hal yang paling efektif untuk mencegah anak mengatakan “I hate school“. Ibunya Rean, Renny Sukaesi Kamase, berhasil melewati masa tersebut dengan cara mengajak anaknya mengenal sekolah dan para guru. Ia pun menjelaskan kepada anak sulungnya tentang hal yang harus dilakukan saat masuk ke play group TK Amaliah, enam bulan lalu.
“Semua anak akan masuk kelas, meletakkan tasnya di tempatnya masing-masing, lalu guru akan menjelaskan pelajaran, seperti membaca, berhitung, dan bernyanyi,” kata Renny saat memberikan gambaran kepada Rean. Alhasil, Renny hanya menemani anaknya ke sekolah selama seminggu. “Selanjutnya Rean sudah bisa mandiri.”
Peran guru juga tak kalah penting. Menurut Widya, sekalipun anak sudah disiapkan sejak dini, tapi gurunya terkesan menakutkan, bisa dipastikan anak tak akan betah di sekolah. “Guru harus mengetahui betul kebutuhan, sifat anak, dan memahami bahwa setiap anak tak bisa disamakan,” katanya.
Hal ini juga selalu ditanamkan kepada guru-guru TK Amaliah. Rini Widodo, kepala sekolah tersebut, selalu mengajak guru melakukan pendekatan dengan cinta. “Mengajak mereka dengan kata-kata yang baik, menggunakan bahasa Allah. Dengan begitu, mereka akan merasa tenang dan lama-kelamaan akan terbiasa,” katanya.
Tak boleh ada unsur paksaan dari guru ataupun orang tua. Prinsipnya, kata Rini, anak senang belajar dan tidak merasa ketakutan. Caranya, orang tua mempersiapkan segalanya sebelum masuk sekolah dan tetap mendampinginya setiap pulang dari sekolah. Selain itu, orang tua harus membantunya mengulang pelajaran ataupun mendengarkan setiap cerita yang ingin disampaikan sang buah hati.
Persiapan bagi Orang Tua
1. Jangan pernah ragu melepas anak untuk sekolah.
2. Hilangkan perasaan tidak tega hanya karena anak menunjukkan wajah takut dan memelas.
3. Tanamkan dan tunjukkan ketegaran dan kesiapan berpisah sesaat.
4. Hindari sikap dan karakter anak seperti “anak mami”.
5. Jauhkan perasaan bahwa anak akan diabaikan atau tidak dihiraukan.
6. Biarkan anak menjadi mandiri secara sosial.
7. Jangan terlalu lama menunggu anak di sekolah, maksimal sebulan.
8. Biarkan pihak sekolah yang menangani apa yang terjadi pada anak selama mereka berada di sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar

lakukan yang terbaik

Artikel saya

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tambah Sesuai Hati kamu