Jumat, 06 Januari 2012

Hakekat Bimbingan


Hakekat  Bimbingan
 
Menurut Frank Parson, bimbingan adalah sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” Sedangkan menurut crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Senada pula,  Djumhur dan M. Surya mengungkapkan bahwa  bimbingan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dalam hal membantu Individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi drinya maupun bagi masyarakat. Prayitno, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa-siswa baik secara perorangan (individu) maupun kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Praytno, mengatakan bahwa Bimbingan adalah (B = Bantuan, I =Individu, M = Mandiri, B = Bahan, I = Interaksi, N = Nasehat, G = Gagasan, A = Asuhan dan N = Norma.
             Sedangkan Miller, Djumhur dan M. Surya, bimbingan adalah bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dbutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga serta masyarakat”. Sedangkan ,menurut Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa :
    “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenai lingkungan, dan merencanakan masa depan.

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, mengandung makna bahawa guru kelas dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan diharapkan mampu memberikan bantuan kepada siswa, seperti orang tua/wali, agar dengan keinginan dan kemampuannya dapat mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki siswa serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Proses pengenalan harus ditindaklanjuti dengan proses penerimaan. 

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, mengandung makna bahwa guru seyogyanya mampu memberikan kemudahan (bantuan) kepada siswa dan pihak-pihak yang dekat dengannya, untuk mengenal lingkungannya sekolahnya dengan baik, mengenai fungsi dari semua fasilitas sekolah, termasuk lingkungan yang ada diluar sekolah. Siswa hendaknya mampu mengenal secara lebih baik fungsi dari semua fasilitas yang ada di sekolahnya, yang pada gilirannya akan mampu mengoptimalkan siswa yang bersangkutan dalam menggunakan dengan baik. misalnya mengenalkan fungsi perpustakaan yang ada disekolah, termasuk jenis koleksi, peraturan, petugas dan jadwal penggunaan perpustakaan serta pengenalan labolatorium, sarana olah raga yang ada di sekolah, serta fasilitas lainnya juga perlu diperlukan.

Bimbingan agar siswa mamapu merencanakan masa depannya, mengandung makna bahwa guru diharapkan mampu membantu siswa menganal berbagai jenis pekerjaan dan pendidikan yang ada dilingkungan sekitarnya, serta mengembangkan cita-cita siswa sesuai dengan pengenalan siswa akan berbagai jenis pekerjaan.
Djumhur dan Surya  membagi 6 jenis bimbingan yaitu; bimbingan pengajaran/belajar (Instruction Guidance), bimbingan  pendidikan (Educational Guidance), bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance), bimbingan  sosial (Social Guidance),  bimbingan dalam menggunakan waktu senggang (Leisure Time Guidance)  dan  bimbingan dalam masalah-masalah pribadi (Personal Guidance)
Inti dari bimbingan adalah supaya peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai - nilai yang dianut.

0 komentar:

Posting Komentar

lakukan yang terbaik

Artikel saya

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tambah Sesuai Hati kamu